Generasi Emas dari Pesantren #MutiaraKampungDamai 3

Sumber Dokumentasi Pribadi
Main Hall UNIDA
Jum’at, April 28, 2017

Malam ini mahasiswa UNIDA Gontor kedatangan tamu besar, yang sangat ditunggu-tunggu. Beliau adalah Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) KH Hasan Abdullah Sahal. Hampir empat bulan lamanya saya tidak mendengar pidato beliau yang memiliki ciri khas tersendiri, ringan tapi berat, santai tapi serius, guyon tapi ngena pokoknya bagi yang belum pernah mendengar pidato beliau saya sarankan main ke channel Gontor TV deh.


Beliau hadir di acara Family Gathering (famget) yakni acara rutin yang diadakan Dema untuk kumpul keluarga kampus antara para dosen dan mahasiswa. Tema famget kali ini adalah “Peran Mahasiswa Santri Dalam Mewujudkan Generasi Emas Indonesia”.

Dalam momen ini beliau menyampaikan banyak hal, sengaja saya tulis berbentuk poin agar anda bisa memahaminya sendiri.

1.     Beberapa waktu lalu saya menghadiri sebuah acara yang dihadiri RI 1, dan kebetulan penyelenggaranya adalah anak Gontor, dan acaranya bejalan lancar. Kemudian dibelakang saya ada yang ngomong ke saya “Gontor kalo masalah kepanitiaan nda kalah ustadz”.

Ini membuktikan apa yang kita lakukan disini itu tidak kalah dengan diluar.

2. Pesantren itu mendidik, kalo ingin mewujudkan generasi emas datanglah ke pesantren.

3. Di pesantren itu jiwanya sudah jelas pasti Islam dan pasti untuk pendidikan.

4. Zaman sekarang ini banyak hal yang dibesar-besarkan darurat narkoba, darurat korupsi, darurat penindasan, darurat ketidakadilan, padahal ada yang lebih besar lagi daripada itu yakni darurat sekulerisasi, darurat hedonisme, darurat liberalisasi, darurat pemurtadan ini semualah yang juga harus dibesar-besarkan.

5. Pesantren itu memiliki iman dan juga memiliki nurani, meskipun tak memiliki harta, tahta, senjata, wanita dan berita, namun pesantren datang untuk memperbaiki darurat-darurat tadi.

6. Sekarang itu ada dua tentara sedang berhadapan, yakni tentara usisa ‘ala taqwa dan tentara ‘ala dhiror.

7. Kebetulan lagi tentara yang usisa ‘ala taqwa tidak memiliki hal-hal yang saya sebut tadi dan sebaliknya mereka punya.

8. Kita harus sadar untuk makan saja dari kecil sudah diajari untuk tau dari mana makanan itu, terbuat dari apa makanan itu, dari daging apa makanan itu, makanan itu disembelih atau tidak, namun parahnya sekarang itu semua dilupakan.

9. Orang cari istri, cari mantu, cari jodoh dengan meninggalkan agama.

10. Ingatlah nak, apapun yang kamu pilih di zaman ini akan ada pahalanya jika kembali kepada Allah.

11. Ada lagi darurat keteladanan, terutama keteladanan memberi, a’tho wat taqo.

12. Jangan hanya puas dengan nasibmu, diundang makan malam, diberi pidato, diberi makan, diberi berkat (nasi kotak), sampai dirumah kamu bilang “orang tadi baik ya”.

Berarti itulah levelmu, selalu diberi, selalu menjadi yadus sufla, padahal lebih baik menjadi yadul ‘ulya.

13. Islam itu tak pernah mengajarkan kamu untuk meminta, bahkan jika kamu miskin, jika kamu faqir, dan jika kamu banyak hutang.

14. Sebagai mahasiswa santri itu harus menganggap segala sesusatu yang terjadi di dunia ini itu karena Allah dan pasti ada hubunganya dengan Allah bukan hanya sekedar fenomena alam.

15. Menjadi mahasiswa itu harus menatap kedepan bukan hanya menatap perutmu sendiri.

16. Mahasiswa itu jika mengerjakan suatu pekerjaan akan dilihat dulu, ini pekerjaan bagaimana, siapa, itulah perhitungan.

Perhitungn itu jika benar dan baik maka harus kamu kerjakan sebaliknya jika tidak baik maka tinggalkan.

17. Kalau setan dan ego sudah masuk kamu pasti akan mendahulukan kemauan.  Kalau santri itu mendahulukan kebenaran.

18. Yang jadi masalah adalah ketika ego sudah masuk maka kebenaran ikut kemauan. Dan jika kemauan maju dahulu maka yang terjadi adalah banyak penyesatan-penyesatan.

19. Beruntunglah antum di pesantren, karena hal yang benar tetap benar dan hal yang salah tetap salah.

20. Kalo diluar semua tergantung kekuasaan, mukena masuk kresek.

21. Saya lihat sendiri karyawati harus membuka ‘aurat ketika menjaga toko dan menyimpan mukenanya didalam kresek. Jaga toko pake seragam dan membuka ‘aurat datang waktu sholat barulah di-pake mukenanya. 

22. Jadi ketika menjaga toko, syariat harus masuk dalam kresek.

23. Itulah darurat penyesatan, karena kamu tidak mungkin dilarang sholat, dilarang puasa, dilarang zakat namun mereka membuatmu bagaimana agar tidak sholat, tidak puasa, tidak membayar zakat.

24. Bahkan parahnya lagi sekarang itu syahadat tidak diperhatikan lagi, kamu percaya dukun batal syahadatmu meskipun kamu sholat, meskipun kamu puasa.

25. Maka disinilah diri kita dikalahkan oleh diri kita sendiri, menghadapi orang lain tidak kuat, begitu juga menghadapi diri sendiri.

26. Dalam hidup kita harus memilih posisi kita ashabul yamin atau ashabul syimal, disinilah waktunya ketika kita masih hidup.

27. Demokrasi itu nda ada, nda pernah ada dan nda akan pernah ada, namun kita selalu dicekoki ini semua.

28. Kita punya Al Quran 30 juz, namun orang-orang pada membuat juz 31,32 dan seterusnya.

29. Asal tau saja ya, pengamen di lampu merah itu, yang rambutnya belang-belang itu, kalau pemilu presiden nilainya sama dengan seorang ‘ulama. Inilah demokrasi.

30. Dalam kebenaran ngga ada mayoritas atau minoritas, da’i itu minoritas, ashabul kahfi itu minoritas.

31. Ikutilah kebenaran maka kamu akan menemukan orang-orang yang benar, jangan ikuti orang-orang benar karena bisa jadi esok hari mereka melakukan kesalahan.

32. Kuatkanlah dirimu, diajak atau tidak diajak.

33. Godaan – godaan, itu semua sebenarnya bukan dari luar. Kita kalah dengan diri kita sendiri, belum bertanding kok udah berantem sendiri ya ngga bakal menang.

34. Bola udah didepan gawang, tinggal ditendang, malah diskusi, yang nendang kamu apa saya, pake kanan apa kiri.

35. Tahun 1961 ketika saya kelas 3 KMI atau kelas 2, ada sebuah pengalaman.

Waktu itu muhadhoroh (latihan pidato) dikelas-kelas dan ada yang keliling untuk membacakan langkah-langkah kristenisasi, kurang lebih ada sepuluh langkah.

Saya hapal beberapa saja, antara lain:

Cetak injil-injil yang berbahasa arab;
Buat gereja-gereja di desa-desa terpencil;
Nikahi orang-orang Islam;
Maka Indonesia akan jadi Kristen 50 tahun kedepan.

36. Ketika itu Pak Zar (KH Imam Zarkasyi: Trimurti PMDG) berkomentar, “itu semua akan terjadi jika umat Islam di Indonesia tidur semua”.

Itulah beberapa poin dari pidato beliau dalam catatan saya, insyaallah valid sesuai aslinya, kalau ngga percaya monggo dicek video aslinya di channel Youtube Gontor TV. 

Semoga transkrip pidato beliau ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.



Komentar

Postingan Populer