Mengembalikan Fungsi Masjid - CIC 2017 #MutiaraKampungDamai 2

Main Hall - Sumber IG Indra Ari Fajari 

Ponorogo, Jum'at 21 April 2017

Sedikit mengulas mengenai #MutiaraKampungDamai disingkat MKD, adalah tulisan saya berdasarkan mutiara-mutiara hikmah yang saya temukan di Kampung Damai. Setidaknya dalam perspektif pribadi banyak sekali hal-hal yang saya temukan disini yang kaya akan nilai-nilai kehidupan, keilmuan, filosofis dan lain sebagainya. Dalam MKD kedepanya tak hanya acara di kampus saya, namun nasehat, wejangan, dan apapun yang menurut saya berharga akan saya posting. Harapanya agar saya pribadi terlebih lagi rekan pembaca sekalian dapat mengingat hal-hal tersebut.

MKD kali ini saya ingin mengulas beberapa hal terkait fungsi masjid. Berkaitan dengan itu kebetulan Dewan Mahasiswa kampus saya mengadakan acara Conference on Islamic Civilization untuk pertama kalinya. Acara ini memberi kesempatan kepada seluruh mahasiswa UNIDA Gontor untuk menulis makalah dan mempresentasikanya didepan seluruh mahasiswa, tentunya dengan tema umum islamisasi ilmu pengetahuan.

Dalam cluster yang saya ikuti ada satu makalah yang sangat menarik perhatian saya yakni makalah berjudul "Pengembangan Manajemen Masjid Sebagai Pusat Kesejahteraan Masyarakat Madani" yang ditulis oleh salah seorang mahasiswi Ekonomi Islam . Memang beberapa bulan terakhir perhatian saya memperhatikan masjid rumah di kampung halaman.

Sedikit mengulas kehidupan saya yang tinggal dirumah sederhana dikalangan warga non-muslim di suatu daerah di Semarang. Komplek perumahan yang saya tinggali cukup luas dan hanya ada satu masjid disana. Kegiatan disana terbilang stabil, adzan,sholat lima waktu, tadarus pagi dan sore, ditambah lagi ada kegiatan buka bersama ketika ramadhan. Namun saya melihat itu semua hanya sebatas tempat ibadah.

Sejak melanjutkan tinta emas hidup saya di Kampung Damai selama kurang lebih sampai sekarang menginjak tahun ke tujuh, banyak hal baru yang saya temui, termasuk fenomena integrasi fungsi masjid. Kami meyakini bahwa masjid adalah titik pusat seluruh kegiatan disini, tak hanya ibadah namun juga untuk ber-muamalah. Muamalah disini tak sekedar pengajian namun termasuk pengarahan dari Kyai, rapat koordinasi, dialog ilmiah maupun non ilmiah, bahkan kegiatan peningkatan bahasa arab maupun inggris terjadi didalam masjid.

Dalam makalah tadi diulas bahwa masjid berfungsi bukan hanya sebagai tempat ibadah, namun terlebih dari itu juga sebagai tempat penguatan sosial masyarakat, pengembangan perekonomian umat, dan yang terpenting sebagai sarana pendidikan ini merupakan poin penting untuk kelangsungan umat.

Fungsi pertama cukup jelas.

Fungsi kedua yakni sarana penguatan sosial masyarakat atau ukhuwwah islamiyah. Saat ini manusia tidak perlu bertatap muka untuk berbicara karena sudah banyak sarana yang menghubungkan manusia tanpa kehadiran manusia, yang saya maksud medsos itu lho.

Padahal tabiat dasar manusia adalah bermasyarakat, dalam mata pelajaran IPS yang masih saya ingat ketika SD dari dulu adalah teori yang mengatakan manusia itu tak bisa hidup sendiri. Itulah mengapa sholat lima waktu di masjid (saya tekankan di masjid yaa) bukanlah sekedar ibadah antara hamba dan Allah, namun kita dapat silaturrahim dengan tetangga, kerabat, sekedar salam atau bertanya kabar, itu untuk menghapus rasa individualisme dan meningkatkan rasa kepedulian kita terhadap sesama.

Fungsi ketiga pengembangan perekonomian umat. Maksud perekonomian disini bukanlah sekedar distribusi zakat tiap Idul Fitri, namun lebih dari itu, pengelolaan Baitul Mal wa Tamwil yang kurang lebih berfungsi seperti koperasi; membuka toko, parkir, dan lain sebagainya. Hal ini dapat memberi peluang kepada masyarakat sekitar masjid untuk berkembang.

Bahkan beberapa mempunyai hotel ataupun penginapan, sejauh ini yang saya tau adalah Masjid Jogokaryan di Bantul, DI Yogyakarta. Sempat saya menginap dua hari satu malam bareng temen kampus untuk mengikuti peringatan setengah abad Masjid Jogokaryan. Dalam perspektif pribadi hotel tersebut mendapat poin 9/10 (perspektif saya lho).

Ada juga beberapa masjid yang menjadi tempat wisata, seperti Masjid Agung Demak, Masjid Agung Jawa Tengah, Masjid Kauman.

Fungsi keempat sarana pendidikan umat. Salah satu kunci keberhasilan Rasulullah dalam misi dakwahnya adalah mengoptimalkan peran masjid dalam bidang pendidikan. Antara lain yang saya tau pengajian rutin, latihan rebana, ceramah, sholawatan dan disanalah masyarakat mendapat nilai-nilai Islam yang dijadikan sebagai pegangan hidup di masyarakat.

Pendidikan anak usia dini juga bukanlah hal yang tidak mungkin, memang benar bahwa anak-anak cenderung suka bermain didalam masjid. Namun dengan fenomena ini jangan malah membuat para orang tua dan perngurus masjid untuk melarang anak-anak pergi ke masjid, karena itu bisa menimbulkan trauma bahkan menjauhkan mereka dari masjid. Untuk pendidikan anak usia dini dapat dilakukan dengan latihan nasyid, baca Al Qur'an, rebana dan lain sebagainya, sehingga menumbuhkan dalam hati mereka cinta terhadap masjid.

Setidaknya itulah pengamatan saya terhadap masjid dan yang tersebut diatas adalah ulasan yang saya dapat dari pemateri ditambah ulasan saya sendiri.

Terimakasih saya ucapkan kepada Koordinator CIC 2017 secara umum dan kepada Pemateri secara khusus atas segalanya.




Komentar

Postingan Populer