Momen Pilkada DKI #MutiaraKampungDamai 1

Masjid Jami' UNIDA Gontor - Sumber FB Achmad Farid

Ponorogo – Rabu,19 April 2017

Rabu kali ini bukanlah Rabu biasa, karena hari ini adalah hari penentuan di Ibukota Jakarta antara Pemimpin kafir dan Pemimpin Muslim. Memang benar efek pilkada DKI Jakarta kali ini sangatlah besar, jangka waktu yang cukup panjang menimbulkan efek yang sangat besar dalam dunia Islam, di Indonesia maupun di dunia.


Termasuk di kampus saya, pagi ini Dewan Mahasiwa menginisiasi untuk mengadakan gerakan shalat tahajud dan hajat bersama, dilanjutkan shubuh berjamaah dan taushiyah. Harapan saya pribadi sangatlah besar kepada umat muslim Jakarta agar memilih pemimpin muslim.

Sekedar pengetahuan saja, kampus saya ini berbasis pesantren,maka seluruh mahasiswa dan mayoritas dosen tinggal di dalam kampus, nah dalam pilkada kali ini mahasiswa yang berdomisili di Jakarta diperbolehkan untuk mengikuti pilkada disana.

Taushiyah kali ini disampaikan oleh dosen kami, beliau adalah K.H. Dr. Ahmad Hidayatullah Zarkasyi, M.A.  yang juga diberi amanat menjadi Dekan Fakultas Humaniora di Universitas Darussalam Gontor.

Tulisan saya kali ini ingin meringkas taushiyah beliau, meskipun saya lihat di grup whatsapp dan facebook teman maupun dosen sudah ada yang nulis, tapi tetap saya ingin menulis versi saya sendiri. (taushiyah diawali dan diakhiri tanda -).

 Anak-anaku sekalian, kita harus sadar bahwa Islam sekarang dipojokkan dan dianggap teror, ini tak hanya di Indonesia namun juga di seluruh dunia. Negara yang berpenduduk mayoritas Islam dikontrol dan dikendalikan oleh pihak yang membenci Islam, jika mereka akan menjalankan syariat Islam pasti akan dihabisi dengan berbagai cara dan alasan. Negara Islam dicekoki dengan demokrasi, dengan harapan agar Islam tidak muncul kembali.

Banyak terjadi fenomena tersebut, bisa kita lihat di Aljazair, negara bekas jajahan Prancis itu pernah suatu saat partai Islam unggul beberapa kali dalam pemilihan, namun apa yang terjadi? Itu semua digagalkan.

Begitu juga di Palestina, Mesir dan Turki. Di Mesir pemimpin muslim yang sah dan terpilih dilengserkan dengan kudeta. Beberapa waktu lalu juga hampir terulang kembali, partai Islam menang, Erdogan terpilih menang, namun terjadi kudeta untuk melengserkanya, alhamdulillah dengan izin Allah kudeta tersebut gagal.

Ini semua menandakan kekhawatiran pihak-pihak tertentu akan kebangkitan Islam.

Itu tadi Islam dalam skala internasional, mari kita lihat di dalam skala nasional. Beberapa waktu terakhir muncul statement bahwa Islam tak boleh ikut campur dalam urusan pemerintah. Padahal ke-stabilan Indonesia yang kita rasakan ini adalah pengaruh akan umat Islam. Masyarakat yang mayoritas muslim ini membolehkan agama apapun hidup (tambahan penulis :kecuali Islam sesat) di Indonesia. Coba kita lihat kondisi negara yang umat muslimnya minoritas, mereka dibantai, dianiaya didiskriminasi.

Efek pilkada kali ini amatlah besar, apalagi diiringi oleh aksi-aksi damai umat Islam, 212 dan 411. Yang mana pesertanya bukan hanya penduduk ibukota, namun hampir dari seluruh umat muslim di Indonesia. Dengan ini dunia melihat, ada kejadian apa di Indonesia.-

Kurang lebih itu yang disampaikan beliau di taushiyah kali ini, dalam catatan saya lho ya.

Dan sebelum saya upload tulisan ini ada kabar bahwa pemimpin muslim memenangkan pilkada putaran kedua ini. Memang benar pertolongan Allah SWT.

Allahummanshur ikhwananal muslimin fi Indonesia wa fi kulli makan.

Komentar

Postingan Populer