Abai Perjuangan Talk #1
Ponorogo, Jumat 12 Januari 2018
Diawal tahun 2018 ini merupakan momen baru bagi saya untuk menyalakan kembali semangat menulis saya yang padam. Mengingat nasehat Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi bahwa rotasi kegiatan mahasiswa ideal adalah membaca, menulis dan diskusi. Setidaknya salah satu dari tiga klasifikasi mahasiswa ideal itu saya miliki.
Diawal tahun 2018 ini merupakan momen baru bagi saya untuk menyalakan kembali semangat menulis saya yang padam. Mengingat nasehat Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi bahwa rotasi kegiatan mahasiswa ideal adalah membaca, menulis dan diskusi. Setidaknya salah satu dari tiga klasifikasi mahasiswa ideal itu saya miliki.
Sumber:https://www.jawaban.com/assets/uploads/mitra_admin/images/main/150522151950.jpg |
UNIDA Gontor merupakan lembaga pendidikan tingkat perguruan
tinggi yang memiliki visi besar diantaranya adalah mencetak kader pemimpin
umat. Lembaga ini merupakan cita-cita dari Pondok Modern Darussalam Gontor
(PMDG). Tentunya sejak dini dan secara terus-menerus kita di bekali dengan nilai-nilai perjuangan.
Dalam hidup tentu ada tujuan, bagi seorang penikmat game
seperti saya akan hambar apabila menemukan sebuah permainan tanpa ada objective
atau tujuan yang harus diselesaikan.
Nah yang coba saya katakan disini adalah tidak banyak orang
disekitar saya yang paham akan visi besar kampus ini. Sehingga tidak sedikit dari
mereka yang abai perjuangan terhadap program maupun kegiatan kampus.
Jangankan visi kampus, kuliah saja belum tentu mereka pedulikan,
padahal itu hal mendasar yang menyebabkan mereka disini.
Ditambah lagi dengan virus akut mabar (silahkan
browsing jika belum tahu) yang beberapa
bulan terakhir sampai sekarang ini menjangkit sebagian besar mahasiswa. Seakan kebutuhan
primer dari manusia hampir sebagian besar waktu mereka dihabiskan untuk hal
ini. Hampir disegala tempat suasana pembicaraan mahasiswa sarat dengan hal ini.
Ketajaman dan kemampuan berpikir kritis mahasiswa terhadap
umat menjadi tumpul dan terkikis oleh virus ini. Saya tidak tahu penanganan apa
yang cocok untuk gejala ini. Tapi sebelum virus tersebut menjangkit teman-teman disekeliling kita saya ingatkan para pembaca agar memahami gejala dininya.
Bisa jadi kita termasuk yang lupa untuk apa kita disini,
bisa jadi kita lupa bahwa keluarga kita menunggu kiprah kita di masyarakat,
bisa jadi kita lupa bahwa umat membutuhkan peran kita di sektor-sektor
kehidupan.
Komentar
Posting Komentar