Magang di Mahkamah Konstitusi #3 - Kejutan di Pekan Pertama
Jumat, 16 November 2018
Lt.7-MK, Jakarta Pusat
Tepat jam
06.55 WIB saya sudah tiba di Mahkamah Konstitusi di Jl. Medan Merdeka Barat,
disambut dua orang petugas keamanan dengan helm putih di gate depan saya
sampaikan maksud saya datang kesini. Setelah dipersilahkan masuk ke area gedung
kami menuju pintu resepsionis di bagian belakang gedung. Tentu merupakan hal
yang wajib jika kita memasuki lembaga negara yakni cek keamanan, melewati pintu
detector yang dijaga tiga orang petugas. Satu petugas melihat isi tas ransel
saya yang hanya berisi berkas, alat tulis, tempat minum, satu petugas memindai
badan saya dengan alat detector logam.
Lt.7-MK, Jakarta Pusat
Kamis 1
November 2018 adalah hari pertama magang. Saya memastikan diri agar benar-benar
siap di hari pertama ini. Materi tentang MK sudah ditelan habis, kemeja putih dibungkus
jas almamater warna biru dongker sampai ransel berisi gembes (tempat
minum), berkas dan alat tulis sudah saya kenakan. Tanpa lupa bahwa tubuh
saya memiliki metabolisme tinggi maka sebelum menuju halte Transjakarta saya
pilih nasi uduk sebagai menu sarapan saya.
Ilustrasi Nasi Uduk - Sumber :Google |
Kemudian
kami mendaftarkan diri dan menukar identitas kami dengan kartu pengunjung,
langsung diarahkan ke lantai 8 yakni perpustakaan MK. Perpustakaan ini memiliki
koleksi buku yang sangat banyak, dengan berbagai macam varian, tentu buku hukum
yang paling banyak, diikuti dengan dokumen-dokumen Mahkamah Konstitusi, buku
hukum tata negara, hukum pidana, perdata, hukum acara, hukum internasional,
buku sejarah, ilmu politik, ilmu sosiologi, agama Islam, jurnal-jurnal dari berbagai kampus dan instansi, tesis maupun
disertasi yang ditulis dalam berbagai bahasa.
Salah satu sudut di Perpustakaan MK - Sumber :Dokumen Pribadi |
Jujur minat
saya terhadap buku amatlah dalam, buku apapun itu, yang paling menjadi favorit
saya adalah sejarah terlebih lagi jika dilengkapi gambar, kemudian buku hukum karena
saya sedang berproses menjadi sarjana hukum ketiga adalah novel. Mungkin ada pembaca yang ingin menghadiahkan
bukunya ke saya, dengan senang hati saya terima J.
Ketika itu
juga saya membuat target, sebelum berakhirnya program magang ini saya harus me-resume semua buku yang telah saya baca sebagai oleh-oleh nantinya.
Kemudian
pukul 08.30 WIB kami dijemput oleh pembimbing magang kami Ibu Fithathue Amalia (Bu Tatu kami memanggilnya), untuk naik
ke lantai 10 menghadiri acara pembukaan magang.
Ruangan yang
cukup menampung 10-15 orang dilengkapi meja persegi panjang dan proyektor
sudah diisi oleh mahasiswa magang lain. Diluar dugaan saya ternyata ada
mahasiswa magang selain saya disini, dua mahasiswa FH dari Universitas
Muhammadiyah Jember didampingi seorang dosen, dua mahasiswi komunikasi dari
Universitas Andalas.
Dalam
ruangan tersebut kami tak sempat berkenalan berhubung tak lama setelah saya
datang, pembimbing memberi tanda bahwa acara ini akan dimulai. Maka
masuklah seorang pria berwibawa dengan kemeja putih, dasi dan jas ke ruangan
kami, beliau adalah Bapak Iman Sudirman yakni Kepala Bagian Sumber Daya Manusia
yang dibawahnya terdapat bidang kepegawaian berkaitan langsung dengan pegawai
dan mahasiswa magang.
Beliau
menjelaskan ketentuan yang harus kami patuhi selama kami magang di Mahkamah
Konstitusi. Dari mengisi kehadiran, datang tepat waktu, penggunaan identitas
magang, menjaga perilaku dan tutur kata dan lain sebagainya. Beliau juga
menjelaskan bahwa MK adalah lembaga hukum maka sepatutnya kami semua mahasiswa
magang disini juga harus menjaga integritas, karena integritas berkaitan erat
dengan kepercayaan masyarakat.
Sebelum
mengakhiri sesi pembukaan ini beliau mempersilahkan kami menyampaikan hal yang
perlu disampaikan atau sekedar bertanya, sudah sewajarnya saya sebagai peserta magang
yang sudah diberi kesempatan mengucapkan terimakasih, maka saya memberanikan
diri untuk menyampaikan terimakasih sebesar-besarnya kepada Mahkamah Konstitusi
yang memberi kesempatan berharga ini, tak lupa salam dari Rektor UNIDA Gontor, Dekan Fakultas Syariah, dan
Kepala Prodi Perbandingan Madzhab kami ucapkan kepada bapak ibu sekalian, saya juga menyampaikan apabila
selama program magang nanti ada dari kami yang berbuat tidak sepatutnya agar
ditegur dan diberi arahan.
Selesai
sudah pembukaan magang, kami diarahkan kembali bersama Bu Tatu menuju ke
perpustakaan. Selang beberapa menit kami duduk di meja persegi dengan beberapa serakan buku perpustakaan datanglah seseorang dengan postur tinggi
besar mengenakan kemeja putih memiliki aura keramahan yang kuat, dengan senyum lebar seketika menyapa dan menyalami kemudian bergabung di
meja kami.
Beliau
adalah Bapak Bisar Riyadi, salah seorang peneliti di Mahkamah Konstitusi, yang
juga merupakan asisten Hakim Konstitusi. Beliau meraih gelar strata satu-nya di
Fakultas Hukum Universitas Indonesia, dan melanjutkan studinya di Universitas
Melbourne, Australia dengan jalur beasiswa AUS AID, dan sekarang sedang akan
melanjutkan studi S3 nya. Yang membuat saya terkejut adalah beliau pembimbing
magang kami, selain Bu Tatu. Tentu beliau orang yang sangat memiliki kompetensi
disini, saya sadar bahwa Mahkamah Konstitusi tidak main-main dalam melaksanakan
kegiatan magang ini sampai harus menghadirkan peneliti MK sebagai pembimbing
kami.
Perbincangan kami dengan Bpk. Bisar Riyadi - Sumber :Dokumen Pribadi |
Jumlah kami
enam orang, namun dua mahasiswi dari jurusan komunikasi tidak dalam meja ini
karena perbedaan jurusan. Maka empat orang ini dibagi menjadi dua kelompok
berdasarkan universitas, dan tiap kelompok diwajibkan membuat karya ilmiah
sebelum program magang ini usai. Tentu pembuatan karya ilmiah ini dimbimbing
oleh Pak Bisar secara langsung.
Untuk
kelompok saya dan Zakky kami memilih tema perbandingan mekanisme seleksi Hakim
Konstitusi dengan mekanisme seleksi perawi hadits melalui al Jarh wa Ta’dil.
Tema tersebut terinspirasi paper seorang kawan saya yang sekarang sedang
melanjutkan studi S2-nya di Turki, Usamah Abdurrahman.
|
Kelompok
kedua dari UNMUH Jember, adalah Mas Arfan dan Mas Pur, begitu kami
memanggilnya. Mereka mendapat tema Arah Jihad Konstitusi Muhammadiyah. Tentu
tema yang diberikan tetap bisa disesuaikan dengan minat kita masing – masing,
pada intinya kami harus membuat karya ilmiah yang nanti diakhir program ini
harus dipersentasikan.
Maka sebagai
kontrol kami selama magang, akan diadakan briefing pada pukul 08.00 WIB
disini setiap hari, adapun yang dibahas ialah progress karya ilmiah, progress
magang dan diskusi ringan.
Tak lupa
juga Pak Bisar menyampaikan bahwa disamping disibukkan dengan kegiatan yang
sifatnya teknis, beliau berharap kami tetap bisa menelaah ilmu yang ada di MK
secara substantif, baik hukum acara MK, ilmu hukum tata negara, cara mengajukan
permohonan, dan lain sebagainya.
Keesokan
harinya pada Jumat, 9 November 2018 kami bertemu dengan salah seorang pria
berkumis yang amat ramah kepada kami dan berkantor di perpustakaan. Pada hari sebelumnya beliau sempat
menyapa kami namun kami lupa tidak berkenalan, nah Pak Bisar dengan
senang hati memperkenalkan kami kepadanya, beliau adalah Bapak Hanin, yang
memiliki logat sunda di penuturanya. Seketika beliau tau kami dari
pondok maka kami diminta menjadi petugas Sholat Jumat, lebih tepatnya sebagai
muadzin dan pembaca pengumuman.
Persiapan Shalat Jumat - Sumber Dokumen Pribadi |
Pelaksanaan
sholat jumat berada di lantai dua gedung ini, cukup luas untuk menampung jamaah
MK bahkan jamaah dari gedung tetangga yakni RRI dan Kementrian Koordinator
Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) juga mengikuti sholat Jumat disini. Menjadi petugas merupakan
kehormatan yang amat besar bagi kami, semoga saya yang belum menjadi
siapa-siapa ini tidak mengecewakan pondok maupun almamater saya untuk saat ini dan kedepanya nanti.
Pembimbing
kami Bu Tatu menyampaikan bahwa kami semua akan ditugaskan di sektor-sektor
yang berbeda, harapanya adalah kami tau tugas masing-masing sektor. Maka
kelompok saya ditugaskan di ruangan yang terkenal dengan sebutan aquarium, dan
kelompok dua di lantai tujuh ruang Juru Panggil, Persidangan dan Pengolah data.
Penugasan di
sektor ini dimulai Senin depan pada 5 November 2018, banyak hal menarik disana.
Ruangan tak terlalu besar namun memiliki tugas yang tidak ringan, terdapat dua
orang staf yang amat ramah dan penuh perhatian disana. J
Berlanjut…
Subhanallah... Keren nih tulisanya. Bakal jadi novelis mashyur nih
BalasHapusTerimakasih :)
BalasHapus